Nasionalberita.com – Senin (30/8) menjadi tonggak sejarah ketika Amerika Serikat mengevakuasi pasukan terakhinya dari Bandara Internasional Kabur. Hal ini menandai berakhirnya 20 tahun konflik AS-Taliban.
Perang tak berkesudahan itu merenggut hampir 2.500 nyawa tentara AS dan sekitar 240.000 warga Afghanistan serta menelan biaya sekitar $2 triliun.
Ketika meninggalkan Afghanistan, militer Amerika Serikat tidak dapat membawa semua kendaraan perang yang selama ini mereka gunakan. Mulai dari pesawat, helikopter, hingga kendaraan lapis baja ditinggalkan.
Tapi, militer Amerika Serikat punya cara lain supaya peralatan tersebut tidak digunakan Taliban. Militer AS merusak lebih dari 70 unit pesawat dan puluhan kendaraan lapis baja miliknya dan melucuti sistem pertahanan udara yang berhasil menggagalkan serangan roket dari kelompok ISIS pada senin pagi kemarin.
Sebelum meninggalkan Afghanistan, pasukan militer Amerika Serikat juga memecahkan kaca jendela serta mengempiskan ban sejumlah helikopter yang terparkir di hangar.
Sementara pesawat lain tergeletak dengan badan pesawat langsung di landasan, setelah rodanya dilepas sehingga tidak bisa dioperasikan lagi.
Tidak hanya itu, sejumlah peralatan juga terlihat berserakan di area parkir pesawat. Banyak pesawat yang dibuat pada 1980-an dan akan membutuhkan servis dan suku cadang yang konstan untuk memastikan pesawat itu layak terbang, apalagi untuk bertempur.
Bersamaan dengan pesawat, AS meninggalkan hingga 200 warga sipil, 70 kendaraan yang dilindungi Ambush Tahan Ranjau dan 27 Humvee di Afghanistan.
Mengetahui hal itu, pejuang Taliban marah dan merasa dikhianati setelah mengetahui AS telah melumpuhkan helikopter dan pesawat militer sebelum keberangkatan mereka dari Kabul.