Nasionalberita.com – Serangkaian kasus pencurian di China yang melibatkan penggunaan masker wajah silikon ultra-realistis telah menimbulkan perdebatan sengit tentang legalitas produk tersebut yang semakin marak di pasaran.
Pada Maret tahun ini, empat rumah di Shanghai menjadi sasaran pencurian, dengan barang berharga senilai lebih dari 100.000 yuan hilang.
Saat polisi mengidentifikasi tersangka utama, mereka menemukan bahwa pelaku menggunakan masker silikon untuk menyamar sebagai pria tua saat melakukan aksinya.
Bulan lalu, di Provinsi Jiangsu, polisi yang menyelidiki serangkaian pencurian menemukan seorang pria yang menggunakan masker realistis untuk menyamar sebagai pekerja listrik, berusaha mengurangi risiko teridentifikasi.
Ini hanyalah dua contoh dari tren yang berkembang di China, yang menurut para ahli bisa mengakibatkan kejahatan besar kecuali penjualan masker silikon realistis segera diatur.
“Membuat masker bukanlah hal yang salah,” kata pengacara Liu Jiong dari Universitas Xiamen kepada Legal Daily.
“Kuncinya adalah mengatur penggunaannya. Pihak berwenang harus menilai sejauh mana realisme masker wajah ini.”
Masalah lain yang muncul adalah ketersediaan masker silikon di China yang sangat luas melalui penjualan daring.
Beberapa penjual di platform seperti Taobao menawarkan masker silikon yang mirip dengan selebritas.
Lebih jauh lagi, konsumen dapat memesan masker yang disesuaikan dengan keinginan mereka, memberikan detail yang diperlukan untuk pembuatan masker seperti foto, ukuran, dan bahkan pemindaian 3D.
“Setelah Anda memesan, kami akan mengarahkan Anda ke tempat pemindaian 3D setempat. Jika Anda tidak dapat datang, cukup berikan foto, ukuran kepala, dan gambar wajah 360 derajat,” kata seorang penjual daring kepada klien potensial.
Tentu saja, tidak semua orang membeli masker silikon ultra-realistis untuk melakukan kejahatan.
Beberapa orang hanya ingin bermain-main dengan topeng selebritas favorit mereka, mengerjai teman, atau sekadar penasaran dengan hasil akhirnya.