Virus corona membuat sebagian besar negara dunia melumpuh, tak terkecuali dengan Bali.
“Yang paling terdampak Bali. Dari semua bencana erupsi Gunung Agung sampai Bom Bali, Corona yang paling parah,” ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam acara MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata yang disiarkan secara virtual, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya ini adalah fase darurat. Hasil pertanian yang biasanya diserap oleh hotel kini tak ada lagi.
“Seluruh sektor usaha di Bali lumpuh. Saking begitu hebatnya, tidak semua punya cash untuk melanjutkan usahanya. Kita tidak bisa berdiam diri, khususnya di pariwisata. Hotel diharapkan tidak melakukan phk,” ungkapnya.
Wakil gubernur bali mengatakan bahwa pihak industri hotel harus tetap membayar hak gaji karyawan karena karyawan mempunyai kewajiban membayar cicilannya masing-masing.
“Solusi untuk karyawan dipenuhi hak-haknya. Karena karyawan memiliki kewajiban cicilan dan sebagainya. Jadi harus ada kompensasi dan melindungi kewajiban cicilan,” terangnya.
Sampai saat ini masih ada turis yang tertahan di Bali. Mereka dengan sukarela di karantina gara tidak tertular atau menyebarkan virus Corona. Terkait efek Corona pada pariwisata, Bali memiliki potensi kerugian hingga USD 9 miliar atau setara dengan Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).
Pariwisata Bali mulai terdampak Corona pada Februari dengan penurunan 18%. Sampai per tanggal 13 April 2020, sektor pariwisata Bali sudah minus 93,24%.
Maka dari itu Bali memerlukan pemulihan sektor pariwisatanya.