Nasionalberita.com – PDB adalah salah satu indikator ekonomi yang paling banyak dikutip. Ini dipantau oleh analis, pembuat kebijakan, dan peneliti. Perubahannya memberikan wawasan berharga tentang bagaimana ekonomi tumbuh dan berkembang karena itu kenaikan pdb sangat berpengaruh pada ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2019 kepada DPR RI.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengatakan di dalam pertanggungjawaban pelaksanaan APBN tersebut menunjukkan beberapa capaian yang cukup baik.
Padahal, kala itu perekonomian tengah dihadapkan pada ketidakpastian karena dinamika perang dagang dan geopolitik, penurunan harga komoditas, hingga perlambatan ekonomi yang terjadi di beberapa negara di dunia.
“Perekonomian Indonesia tahun 2019 mampu tumbuh 5,02 persen, atau sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 5,17 persen,” ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI, Kamis (16/7/2020).
Dengan kinerja pertumbuhan ekonomi tahun 2019 itu kata Sri Mulyani, angka Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2019 mencapai Rp 15.833,9 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 14.838,3 triliun.
Tingkat inflasi tahun 2019 sebesar 2,72 persen, atau di bawah target inflasi yang telah ditetapkan dalam APBN TA 2019, yaitu 3,50 persen. “Capaian tingkat inflasi tahun 2019 yang berada di bawah 3 persen merupakan yang terendah dalam kurun waktu 20 tahun,” ujar Sri Mulyani.
Pada APBN 2019 realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.960,6 triliun atau 90,6 persen dari anggaran pendapatan pada APBN TA 2018. Pendapatan negara tersebut meningkat Rp 16,9 triliun atau 0,9 persen dibandingkan dengan realisasi 2018.
Belanja negara baik dalam bentuk belanja pemerintah pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) berperan cukup besar dalam memberikan stimulus terhadap perekonomian.
Di 2019, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.309,3 triliun atau 93,8 persen dari anggaran belanja pada 2018, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.496,3 triliun serta TKDD Rp 812,9 triliun.
Realisasi belanja negara tersebut meningkat Rp 96,2 triliun atau 4,3 persen dibandingkan dengan realisasi belanja pada 2018.
Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara, defisit APBN 2019 tercatat sebesar Rp 348,7 triliun.
Defisit anggaran tersebut selanjutnya ditutup dengan pembiayaan (neto) sebesar Rp 402,1 triliun, yang berasal dari sumber-sumber Pembiayaan Dalam Negeri (neto) sebesar Rp 419,6 triliun dan Pembiayaan Luar Negeri (neto) sebesar minus Rp 17,5 triliun. Dengan demikian, terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) dalam TA 2019 sebesar Rp 53,4 triliun.