Nasionalberita.com – Indo-Pasifik mencerminkan pandangan Indonesia atas semangat kawasan ini sebagai zona damai, kebebasan, dan netralitas, perwakilan negara yang berpartisipasi dalam dialog Indo-Pasifik ini antara lain Australia, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Tiongkok, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Singapura, Vietnam, Rusia, dan Filipina.
Indonesia tekankan perlunya perkuat kerja sama penanganan pandemik COVID-19 terutama kerja sama infrastruktur kesehatan, pemulihan ekonomi, dan konektivitas di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua SOM Indonesia/Dirjen kerja Sama ASEAN,Kemlu RI, Jose Tavares pada Pertemuan para pejabat senior East Asia Summit (EAS SOM), Senin, 20 Juli 2020 secara telekonferensi video di Jakarta.
“Ini saat yang tepat (bagi EAS) untuk perkuat kerja sama (multilateral dan regional) atasi berbagai dampak akibat pandemik, selain sistem kesehatan masyarakat, infrastruktur kesehatan, dan konektivitas—ini kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kawasan” ujar Jose Tavares. Ketua SOM Indonesia juga meyakini inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan EAS Health Experts Meeting akan percepat penanganan pandemik di kawasan terutama penguatan kerja sama para ahli virus dan penyakit pandemik dan formulasi protokol Kesehatan terkait essential movement of persons dalam meminimalisasi dampak covid-19.
Dalam konteks infrastruktur dan konektivitas, Indonesia juga kembali menyampaikan rencana penyelenggaraan World Economic Forum on ASEAN: Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity pada tahun 2021 mendatang.
Indonesia secara khusus mendorong negara-negara EAS dan organisasi internasional di kawasan agar terus meningkatkan kerja sama multilateral di tengah situasi sulit seperti pandemik ini. Melalui Forum EAS diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi secara cepat.
“Kerja sama konkret seperti ini bukan saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi juga mempertebal strategic trust antara negara di kawasan” ujar Dirjen Tavares.
“Tentunya kita semua tidak ingin Kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan yang lemah dan tertinggal karena pandemik ini. Jika kita tidak atasi segera, maka ketertinggalan ekonomi, sosial, dan ketidak stabilan kawasan akan terjadi” tegas Dirjen Tavares mencermati betapa persoalan krisis pandemik COVID-19 sebagai tantangan bersama saat ini.
Pertemuan para pejabat senior EAS yang dihadiri seluruh perwakilan negara/pemerintahan peserta EAS ini telah membahas sejumlah isu mengemuka yang menjadi kepentingan bersama di kawasan, antara lain upaya mempercepat pemulihan ekonomi ASEAN di masa pandemik COVID 19 melalui menjaga kelancaran konektivitas barang, jasa dan pelaku ekonomi; isu Laut China Selatan (LCS), isu Semenanjung Korea, terorisme, dan proses repatriasi di Rakhine State.