Nasionalberita.com – Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudra atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Untuk memenuhi target ketahanan air dan pangan secara nasional, khususnya penyediaan air baku sebesar 54,81 m3/detik pada 2024, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi. Di antaranya, Bendungan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur, Bendungan Jragung di Jawa Tengah, Bendungan Ameroro di Sulawesi Selatan dan Bendungan Budong-budong di Sulawesi Barat. Dua di antaranya telah terkontrak yakni Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Sepaku Semoi, sisanya sedang dalam proses lelang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Disamping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal. “Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Bendungan Tiu Suntuk berada di Desa Mujahidin Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Bendungan ini memiliki kapasitas tampungan total sebesar 56 juta m3 dengan luas genangan 337 ha. Groundbreaking Bendungan Tiu Suntuk sudah dilakukan pada Februari 2020 dan ditargetkan selesai pada 2023. Pembangunan bendungan ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (NTB) dengan kontraktor PT Nindya Karya – PT Bahagia Bangun Nusa KSO untuk paket I senilai Rp 650 miliar.
Bendungan Tiu Suntuk dapat menyuplai air irigasi seluas 1,743 ha dan air baku Kabupaten Sumbawa Barat 68 liter/detik, penyediaan potensi energi listrik sebesar 0,81 MW, retensi banjir 425,68 m3/detik, serta fungsi tambahan sebagai konservasi sumber daya air, pariwisata, dan perikanan darat.
Selanjutnya bendungan yang telah terkontrak adalah Bendungan Sepaku Semoi yang berada di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Bendungan ini memiliki kapasitas tampungan sebesar 11 juta m3 dengan luas genangan 232,51 ha.
Kehadiran Bendungan Sepaku Semoi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air baku di Kota Balikpapan sebesar 2.500 liter/detik. Pembangunan bendungan senilai Rp 711 miliar ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan III dengan kontraktor PT Brantas Abipraya.
Selanjutnya adalah Bendungan Jragung berlokasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang berkapasitas tampung 90 juta m3 dengan luas genangan 503,1 ha. Bendungan ini ditargetkan selesai pada 2024 dan memberikan manfaat untuk suplai air irigasi seluas 6.435 ha, air baku 1.000 liter/detik dan mereduksi banjir 68%. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 2,72 triliun.
Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan memiliki kapasitas tampung 55,12 juta m3 dan luas genangan 244,06 ha. Bendungan yang ditargetkan selesai pada 2023 ini bermanfaat untuk air irigasi seluas 1.460 ha, reduksi banjir 584 m3/detik, air baku 511 liter/detik dan penyediaan potensi energi listrik sebesar 1,3 MW. Estimasi anggaran pembangunan ini sebesar Rp 1,62 triliun.
Bendungan Budong-budong yang akan dibangun di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat memiliki kapasitas tampungan 65 juta m3, ditargetkan selesai pada 2023 dengan manfaat suplai air irigasi seluas 3.500 ha, reduksi banjir 106,76 m3/detik, air baku 410 liter/detik dan penyediaan potensi energi listrik sebesar 0,6 MW. Biaya pembangunan bendungan ini sebesar Rp 1,34 triliun.
Di samping pembangunan bendungan baru, pada tahun 2020 ini Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan dan akan segera melakukan pengisian air di dua bendungan yakni Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan. Bendungan Tukul memiliki kapasitas tampung 8,68 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 600 ha dan air baku 300 liter/detik. Sementara Bendungan Tapin memiliki kapasitas tampung 56,77 juta m3 untuk suplai air irigasi seluas 5.472 ha.