Nasionalberita.com – Padat karya merupakan kegiatan pembangunan yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menyalurkan Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) untuk mendukung mitigasi dampak sosial ekonomi akibat COVID-19. Di bidang jalan dan jembatan, pada tahun 2020 dilaksanakan PKT berupa pemeliharaan rutin jalan di 501 lokasi dengan anggaran Rp 738 miliar dan pemeliharaan jembatan di 311 lokasi dengan anggaran Rp 162 miliar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Program PKT dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi. Tujuannya adalah untuk membuka lapangan pekerjaan dan menjaga daya beli masyarakat dengan mendistribusikan dana hingga ke desa-desa/pelosok,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Salah satu program PKT di bidang jalan dan jembatan dilaksanakan di Ruas Jalan Nagreg-Rajapolah di Provinsi Jawa Barat, mulai dari KM 43.2 hingga KM 92.2. Adapun pekerjaan preservasi Jalan Nagreg-Rajapolah yang dilaksanakan melalui skema padat karya berupa pengecatan kereb pada trotoar atau median, pembersihan patok, pembersihan rambu, pengendalian tanaman atau rumput, pembersihan drainase jembatan serta pengecatan pada jembatan dengan waktu pelaksanaan 365 hari kalender sejak mulai kontrak 19 Maret 2020.
Pelaksanaan pekerjaannya tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, menjaga keselamatan dan kesehatan kerja serta menggunakan produksi dalam negeri.
Anggaran program PKT pemeliharaan rutin sebesar Rp 52,7 miliar dengan jumlah tenaga kerja setiap hari sebanyak 35 orang atau 3.248 Hari Orang Kerja (HOK). Progres fisik hingga pertangahan Juli 2020 mencapai 40,7%. Sementara pemeliharaan jembatan dianggarkan Rp 205 juta dengan tenaga kerja 15 orang per hari atau 914 HOK dengan progres fisik mencapai 42,8%.
Peningkatan kualitas jalan nasional Nagreg-Rajapolah memiliki arti penting karena akan memperlancar konektivitas di selatan Pulau Jawa sehingga diharapkan mengurangi kesenjangan dengan wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa yang lebih maju. Selain itu juga menjadi jalur wisata untuk memudahkan wisatawan menuju objek wisata di wilayah selatan Pulau Jawa yang terkenal memiliki pemandangan yang indah (panoramic road).
Selama ini Jalan Nagreg-Rajapolah sebagai jalur logistik untuk mendukung kelancaran produksi dan distribusi barang kebutuhan pokok dan obat-obatan atau alat kesehatan, serta layanan kesehatan/kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran COVID-19.